Minggu, 17 Juni 2007

NASI PERANG


Di Jogja dan pada umumnya daerah Jawa kita kenal ada namanya "Nasi Kucing". Di sebut nasi kucing karena porsinya sama dengan porsi makanan kucing, harganya pun sangat murah antara Rp 2.000 hingga Rp 2.500. Makanan ini di jajakan di kedai-kedai pinggir jalan. Kalau di di Makassar, mungkin nasi se harga itu kita masih bisa dapat di sekitar paotere atau disekitar pondokan mahasiswa di Tamalanrea.

Kalau di Aceh, khususnya di kota Langsa, nasi se harga itu di sebut "Nasi Perang". Konon nasi sejenis inilah yang di konsumsi orang kebanyakan di Aceh pada saat perang melawan musuh. Mengingat Aceh sudah melewati sekian banyak periode perang. Namun pada saat ini istilah itu bertahan pada nasi karena dia menjadi semacam etos perjuangan hidup. Masih banyak orang berperang melawan kelaparan dengan harus puasa Nabi Daud (sehari puasa-sehari tidak) karena kemiskinan, berjuang merebut kesempatan kerja, dll.

Makanan ini dibungkus dengan daun pisang berisi nasi gurih (nasi uduk) dengan lauk pilihan ikan tongkol atau telur mata sapi. Porsinya cukuplah untuk menanggulangi rasa lapar bagi penggemarnya. Nasi ini dijajakan di kedai-kedai, reks dan yang mengkonsumsinya mulai dari pengemis hingga aktivis mahasiswa. (ird)

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar