Selasa, 25 Desember 2007

Peu Haba (Apa Kabar) Aceh ???




Apa kabar saudara-saudaraku di Aceh ? Hari ini 3 tahun sudah tragedi tzunami. Tanpa terasa sudah 6 bulan saya meninggalkan Aceh. Masih ingin rasanya berlama-lama dan masih begitu sedikit hal yang bisa saya sumbangsikan bagi rakyat Aceh. Saya senantiasa mendoakan semoga saudara-saudaraku nun jauh di seberang lautan sana semakin mengalami kondisi yang menggembirakan, setelah bertahun-tahun mengalami kondisi memprihatinkan (Konflik dan bencana). Tentang peringatan tzunami, hari ini saya menyaksikan siaran televisi semuanya menyorot aktivitas BRR (Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi) Aceh yang disana sini progressnya sangat lamban dalam menangani problematika rehabilitasi dan rekonstruksi.

Gejala yang ditunjukkan selama 3 tahun, nampaknya terjadi in-efisiensi dan korupsi anggaran di tubuh lembaga bentukan pemerintah ini. Indikatornya penyerapan anggaran APBN yang cukup besar, dinilai oleh pihak kebanyakan tidak sebanding dengan progress dan kualitas pekerjaan di lapangan. Dan masih banyak masyarakat korban bencana yang belum mendapat pelayanan perumahan, kesehatan dan gizi yang sebagaimana mestinya.

Saya teringat dengan spanduk di Kuta Binjai Aceh Timur yang berbunyi “ Setelah Gelombang Tzunami, hati-hati gelombang korupsi”. Mungkin inilah agenda penting di Aceh saat ini. Bukan hanya terhadap BRR, tetapi di segala lini kehidupan. Potensi korupsi di Aceh dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama begitu besarnya anggaran yang bergulir ke Aceh pasca bencana tzunami, konflik dan penetapan daerah otonomi khusus, tanpa di barengi dengan management pengelolaan keuangan yang baik. Kedua kurang terkonsolidasi dan terakselerasinya jaringan pengawasan terhadap upaya pemulihan aceh. Ketiga, fokus pemulihan lebih bertumpu kepada infrastruktur fisik yang kurang dibarengi dengan pembangunan pranata sosial-budaya, termasuk penataan sistem pelayanan publik. Keempat, masih begitu besarnya intervensi pusat (jakarta) dalam kebijakan dan pengelolaan rehabilitasi-rekonstruksi Aceh yang terkadang kebijakan itu tidak menyentuh kebutuhan dan permasalahan rakyat Aceh.

Itulah keterbatasan saya dalam menyorot problematika Aceh hari ini dalam memperingati 3 tahun tzunami, dan saya harap teman-teman yang telah membacanya dapat menambahkan. Selamat tahun baru hay rakan-rakan lon mutuah, aceh beu aman bek leroe darah, seramoe meukah beukoeng agama, demikian kata Rafly, penyanyi kesenangan saya. (Irdan)

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar